Daerah  

APCI Lampung Adakan Workshop Budidaya Udang Vaname

Avatar
LAMPUNG SELATAN – Ketua Asosiasi Pengusaha Catfish Indonesia (APCI) Provinsi Lampung, Aribun Sayunis, mengadakan workshop budidaya udang vaname dan ikan patin di Desa Palas Pasemah, Kecamatan Palas, Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel), Rabu (9/2/2022) siang.

 

Tak tanggung-tanggung, karena pertemuan itu menggandeng pemateri dari United Nations Industrial Development Organization (UNIDO), Prof. Dr. Sukenda.
Perlu diketahui, jika UNIDO sendiri merupakan sebuah badan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
“Hari ini, kita memberikaan pembinaan kepada petambak dan pembudidaya ikan untuk mengikuti kaidah Standard Operational Procedure (SOP) yang baik dan perlu diberikan untuk memacu komoditas pasar,” sebut Staf Dosen Fakultas Perikianan dan ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor kepada media.
Pangsa pasar yang besar untuk pembudidaya udang vaname hingga ke manca negara ternyata diiringi dengan tuntutan pasar. Yakni, menuntut variabel yang haris dipenuhi sebagai pembudidaya diantaranya tanggung jawab terhadap lingkungan, persoalan sosial serta keterlacakan produk selama budidaya.
Sebab, pemahaman kepada pembudidaya
selama pandemi mau tak mau akan sedikit berpengaruh terhadap ekspor terutama udang vaname.

“Prospek udang luar biasa di Lampung, dimana ekspor 80 % dari udang. Kita coba membangkitkan kembali untuk prospek budidaya udang di Lampung seperti masa kejayaannya dulu,” seloroh Prof. Dr. Sukenda selaku Value Chain Shrimp Expert di UNIDO.
Pertemuan yang dihadiri puluhan pembudidaya udang vaname dan ikan patin itu, diharapkan mampu menaikan standar mutu dan pemahaman para pembudidaya sehingga dapat memenuhi tuntutan serta kebutuhan pasar.
“Pendekatan kita touch (bersentuhan, red.) dengan kelompok, memberikan pondasi dasar kepada pembudidaya inilah cara budidaya udang atau ikan yang benar itu seperti ini. Mudah-mudahan, mereka paham dan menerapkan budidaya di tambaknya masing-masing,” pungkas Prof. Dr. Sukenda mewanti-wanti.

Sedangkan, narasumber UNIDO lainnya yakni Ir. Imsa Hermawan menambahkan, bahwasannya pangsa pasar di masa pandemi sempat mengalami kelesuan.
“Pasar Domestik ikan patin dan lele turun 30-40 %. Tapi, akhir-akhir ini sudah membaik,” ujar Ir. Imsa Hermawan.
Dalam materi yang disampaikan, dirinya memfokuskan bagaimana pembudidaya ikan memenuhi kaidah cara budidaya ikan yang baik meliputi 4 aspek yakni keamanan pangan, kesejahteraan dan kesehatan ikan serta lingkungan dan sosial ekonomi.
“Pada akhirnya, pembudidaya besar harus tersertifikasi namanya sertifikat IndoGAP (Indonesian Good Aqua Culture Practices). Kalau yang kecil, itu nanti hanya penerapan jadi ada istilah namanya self assesment. Itu pribadi, tapi nanti pembinaan,” timpal Expert Budidaya Air Tawar dari UNIDO itu.
Ir. Imsa Hermawan juga menyebutkan, pembinaan yang dilakukan oleh UNIDO tidak hanya di Kecamatan Palas saja melainkan di daerah lain di Provinsi Lampung. Bahkan, menjangkau di seluruh wilayah Indonesia.
“Kemarin dari Lamteng minta ada pembinaan tentang kemitraan bagaimana sebaiknya kemitraan. Di Jawa dan Kalimantan, kami ada kemitraan dan kita terapkan hal-hal yang bisa membantu pembudidaya memperoleh pasar yang layak baik harga maupun jumlah,” kata Ir. Imsa Hermawan di penghujung.
Pada kesempatan yang sama, Ketua APCI Provinsi Lampung Aribun Sayunis, sedikit bercerita ihwal dampak pandemi yang dirasakan oleh para pengusaha budidaya udang vaname dan ikan patin.
“Ditengah pandemi yang telah kita hadapi, semuanya terdampak terutama kami pengusaha kena imbas,” cetus Haji Ribun, sapaan akrabnya.
Meski begitu, dirinya menyampaikan kepada para pembudidaya untuk kembali bangkit bekerja keras serta berani mencoba inovasi baru untuk keberhasilan budidaya udang vaname dan ikan patin.
“Yang penting, kita kerja keras, fokus belajar dan banyak berinovasi. Kebetulan, kami mencoba 1 inovasi tentang budidaya udang vaname air tawar yang kita coba di wilayah Palas Pasemah, Kecamatan Palas, Lamsel. Sudah 50 kolam yang kita budidaya, sudah 2 siklus dan alhamdulillah berhasil dengan metode penurunan dari salinitas 10 ke 5 ke 0 baru kita mitrakan,” imbuh pengusaha yang terkenal ulet itu.
Inti dari kegiatan hari ini, Haji Ribun bercita-cita agar para pembudidaya dari Kecamatan Palas bisa dijadikan percontohan secara nasional. Sehingga, hasil budidaya tak hanya berkiprah di kancah nasional melainkan bisa menggapai pasar mancanegara alias ekspor.
“Kedepan, kita ingin pembudidaya yang ada di Palas jadi pilot project untuk budidaya patin dan udang vaname. Kita minta dari Unido untuk didampingi sampai ke ekspor,” harap Haji Ribun.
(han/Red)