Menginspirasi, Diki Alamzyah Penulis dari Desa Buntalan Kecamatan Temayang
Share this article
BOJONEGORO – Ternyata ada suatu hal yang menarik di wilayah Bojonegoro bagian selatan tepatnya di Desa Buntalan Kecamatan Temayang. Bukan tentang wisata ataupun tempat nongkrong. Akan tetapi, ada laki-laki yang menginspirasi generasi muda.
Seorang penulis muda dengan keterbatasannya dalam menggapai sebuah impian masa kecilnya. Iya, Diki Alamzyah lulusan sarjana PAI IAI Sunan Giri Bojonegoro membuktikan bahwa pemuda kelahiran dari Desa bisa berkarya, bahkan ia tak surut untuk memberikan inspirasi kepada sekitarnya.
Dia sudah menerbitkan enam buku solo dan beberapa buku antologi bersama dengan komunitas atau pun ikut perlombaan.
Diki Alamzyah, bisa dibilang salah satu aktivis, karena pernah aktif di beberapa organisasi diantaranya; menjabat Sekretaris Rayon PMII Raden Paku Sunan Giri Bojonegoro, Sekretaris PAC IPNU Temayang, Sekretaris Jendral BEM IAI Sunan Giri Bojonegoro, dan Sekretaris PAC PSNU Pagar Nusa Temayang.
Produktivitasnya di bidang literasi itu di dorong oleh hasrat untuk membuktikan bahwa perjalanan hidup mampu memberikan inspirasi pada orang di sekitarnya.
“Sebenarnya masih perlu banyak belajar dalam dunia kepenulisan, tapi karena banyak yang memotivasi untuk menerbitkan buku, akhirnya saya memantapkan diri untuk menulis,” jelasnya saat di temui wartawan infoberita.id.
Diki Alamzyah, sapaan akrabnya mengatakan, mulai menulis sejak masih menjadi pelajar di MAN 2 Bojonegoro. Di dorong oleh salah satu gurunya yaitu Ibu Siti Mahfudzoh atau sering di sebut Bu Ifud.
Terbitnya sebuah karya buku, bagi Diki Alamzyah mengalir begitu saja. Seiring dengan lingkaran pertemanannya yang saling memiliki kecocokan suka dengan dunia literasi. Koneksi dan motivasi dari kawan-kawan penulis datang. Sehingga, memperoleh informasi seputar penerbit indie yang bersedia menerbitkan karyanya.
“Saya berburu penerbit yang gratis, jadi saya sebar ke berbagai penerbit, akhirnya ada beberapa penerbit yang mau menerima naskahnya. Walau pernah berkali-kali di tolak,” tutur alumni IAI Sunan Giri Bojonegoro itu.
Beberapa buku yang telah di terbitkan diantaranya; Sang Juara, Terpenjara Bahasa Hati, Persembahan Untukmu, Mengaku Tuhan, Goresan Tinta Pelacur di Sudut Kota, dan Secangkir Kopi & Luka. Buku-buku ini bercerita tentang pengalamannya selama aktif di organisasi. Tak hanya cerita tentang pengalaman hidupnya, namun inspirasi utamanya ialah bapak dan ibunya.
“Dia ingin membuktikan bahwa anak desa juga bisa berkarya. Karena, kepuasan bisa berkarya tak bisa di jabarkan dengan kata-kata,” tandasnya.
Setelah satu jam lebih bercengkrama, Diki Alamzyah berpesan kepada kita semua bahwasanya, jangan pernah lelah untuk berbuat baik kepada siapapun dan di manapun, walau terkadang kebaikanmu itu di manfaatkan. Orang baik pasti akan di pertemukan dengan orang baik pula. (Znl)