banner 325x300
BeritaDaerah

Kualitas Beton Dipertanyakan, Jalan Baru di Sidomulyo Sudah Retak Meski Anggaran Capai Rp 398 Juta

INFOBERITA.ID
13
×

Kualitas Beton Dipertanyakan, Jalan Baru di Sidomulyo Sudah Retak Meski Anggaran Capai Rp 398 Juta

Share this article

LAMPUNG SELATAN, INFOBERITA —Peningkatan Jalan Sunan Ampel di Dusun Umbul Keong 2, Desa Sidomulyo, Kecamatan Sidomulyo, kembali memicu pertanyaan besar terkait kualitas pekerjaan konstruksi di Lampung Selatan. Jalan yang baru berumur hitungan hari ini sudah tampak retak, memunculkan kecurigaan kuat bahwa kualitas beton yang digunakan jauh dari standar teknis.

Proyek yang dikerjakan oleh CV. Kurnia Jejama dengan nilai anggaran Rp 398.464.166 dan bersumber dari APBD Kabupaten Lampung Selatan TA 2025 ini kini menjadi sorotan warga.

Retak Dini, Ciri Beton Bermutu Rendah

Retaknya beton pada usia muda adalah indikator paling jelas bahwa kualitas material maupun proses pengecorannya tidak sesuai standar.

Praktisi konstruksi menjelaskan bahwa beton jalan desa yang menggunakan Dana APBD Kabupaten idealnya berada pada mutu K-225 atau K-250, dengan komposisi campuran semen, pasir, dan split yang tepat serta pengadukan merata.

Jika muncul retak dini, penyebabnya kemungkinan besar adalah:

Komposisi campuran tidak sesuai takaran

Penggunaan semen kualitas rendah atau jumlah semen dikurangi

Ketebalan cor tidak merata atau lebih tipis dari standar

Proses pemadatan dan curing (perawatan beton) tidak dilakukan dengan benar

Selain itu, jenis retakan yang muncul pada jalan tersebut turut memperkuat dugaan adanya mutu beton rendah. Warga menemukan retakan lurus (straight cracks) yang memanjang di beberapa titik, serta retakan putus-putus (discontinuous cracks) yang tampak seperti pecahan pendek di permukaan.

Dua jenis retakan ini biasanya muncul akibat:

Beton kurang padat (kurang pemadatan).

Penyusutan berlebihan saat curing.

Campuran dengan kadar air terlalu tinggi.

Kekuatan beton yang jauh di bawah standar.

“Retak saat umur beton masih sangat muda hampir pasti terjadi karena mutu beton rendah. Itu bukan retak struktural biasa, tetapi retak karena kualitas,” jelas seorang praktisi teknik bangunan.

Warga Menduga Pengurangan Material

Warga Sidomulyo yang melihat langsung proses pengecoran mengaku sejak awal telah mencurigai kualitas beton yang digunakan.

“Warnanya saja pucat, kasar, tidak padat. Kami curiga komposisinya tidak sesuai. Baru kering saja sudah retak,” ujar salah satu warga.

Warga lain menegaskan, “Dengan anggaran hampir 400 juta, masa hasilnya seperti ini? Kalau beton bagus, tidak mungkin langsung retak.”

Pengawasan Dinas PUPR Dipertanyakan

Keraguan warga juga mengarah pada lemahnya pengawasan dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Lampung Selatan.

Menurut warga, pengawasan seharusnya memastikan mutu beton sesuai spesifikasi kontrak.

“Kalau diawasi dengan benar, mana mungkin kualitas beton seperti ini bisa lolos? Ini jelas ada yang tidak beres,” tegas warga.

Desakan Uji Mutu Beton

Masyarakat menuntut dilakukan:

Uji core drill untuk mengambil sampel beton

Uji kuat tekan (compressive strength)

Pemeriksaan ketebalan dan komposisi material

Uji tersebut dianggap penting untuk memastikan apakah mutu beton sesuai kontrak, atau justru jauh di bawah standar.

Pihak Rekanan Beri Klarifikasi: Masih Tahap Perawatan.

Salah satu awak media menghubungi pihak rekanan CV. Kurnia Jejama untuk meminta penjelasan terkait retakan yang muncul.

Pihak pelaksana menyampaikan bahwa proyek peningkatan jalan tersebut saat ini masih dalam tahap retensi atau masa perawatan, sehingga kondisi retak yang terlihat masih akan dievaluasi.

Menurut mereka, apabila hasil pemeriksaan nantinya menunjukkan adanya kekurangan, kontraktor siap melakukan perbaikan sesuai ketentuan.

Namun warga menilai bahwa retak dini pada beton baru bukanlah sesuatu yang dapat dianggap wajar meskipun masih dalam masa perawatan. Mereka menegaskan bahwa retak pada umur beton yang sangat muda justru mengindikasikan mutu beton yang bermasalah sejak proses pengecoran.

Kontraktor Diminta Bertanggung Jawab

Jika terbukti mutu beton tidak sesuai standar, warga meminta agar kontraktor dikenai:

Kewajiban perbaikan (rework).

Pemotongan pembayaran.

Sanksi administrasi atau blacklist.

Hingga berita ini diterbitkan, Dinas PUPR Lampung Selatan belum memberikan keterangan resmi terkait kondisi beton dan klarifikasi pengawasan di lapangan.

(Dicky)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *