banner 325x300
BeritaDaerah

Skandal Jalan Muria SMAN 1 Sidomulyo: Proyek Rp 1 Miliar Baru Selesai Sudah Retak — Dugaan Manipulasi Material dan Pengerjaan Asal-Asalan Mencuat

INFOBERITA.ID
9
×

Skandal Jalan Muria SMAN 1 Sidomulyo: Proyek Rp 1 Miliar Baru Selesai Sudah Retak — Dugaan Manipulasi Material dan Pengerjaan Asal-Asalan Mencuat

Share this article

LAMPUNG SELATAN, INFOBERITA—Proyek Peningkatan Jalan Muria menuju SMA N 1 Sidomulyo, Desa Seloretno, Kecamatan Sidomulyo, yang dikerjakan oleh pihak rekanan CV Tunas Makmur, menjadi sorotan tajam. Bukan tanpa alasan: jalan senilai hampir Rp 1 miliar ini baru seumur jagung, namun sudah mengalami keretakan serius di berbagai titik.

Dalam kondisi normal, jalan beton baru seharusnya masih dalam keadaan sempurna. Namun fakta di lapangan menunjukkan kerusakan yang terlalu cepat untuk sebuah proyek besar yang dibiayai APBD Lampung Selatan Tahun 2025.

Data LPSE mencatat nilai pagu Rp 999.999.994,10 dan HPS Rp 1.000.000.000,00 dengan kode lelang 10080372000.

Retak Parah di Usia Sangat Muda — Ini Bukan Retak Wajar, Tetapi Retak Gagal Konstruksi

Hasil penelusuran INFOBERITA.ID menunjukkan pola retakan yang tidak normal untuk jalan beton yang baru dicor:

Retak acak seperti peta (indikasi kadar semen rendah),

Retak diagonal (indikasi beban struktur tidak tersangga),

Serta retak rambut di seluruh permukaan (indikasi proses curing gagal).

Jenis retakan seperti ini tidak akan muncul jika pekerjaan dilakukan sesuai SOP.

Pakar konstruksi menyebutkan bahwa retakan dini seperti itu adalah tanda kuat bahwa mutu beton jauh di bawah standar. Dalam istilah teknis, kerusakan seperti ini disebut sebagai early age cracking, yang merupakan gejala kegagalan struktur pada tahap awal.

Ini bukan sekadar estetika. Ini bukti bahwa ada yang janggal dalam proses pengerjaan.

Dugaan Keras Terjadi Pengurangan Mutu, Dari Material Hingga Ketebalan

Retakan ekstrem pada usia sangat muda kerap terjadi karena:

1. Pengurangan Semen (Material Dimanipulasi)

Warna beton yang pucat dan permukaan mudah terkelupas mengarah pada dugaan komposisi semen dikurangi dari standar.

2. Agregat dan Pasir Berkualitas Rendah

Permukaan kasar dan pori-pori besar mengindikasikan material tidak memenuhi spesifikasi.

3. Ketebalan Beton Tidak Sesuai RAB

Beberapa titik menunjukkan elevasi tidak rata, memicu dugaan bahwa ketebalan dikurangi untuk menghemat volume.

4. Tidak Berjalannya Pengawasan

Tidak ada bukti pelaksanaan slump test, uji beton, ataupun pengawasan intensif di lapangan.

Jika dugaan-dugaan ini terbukti, ini masuk kategori penyimpangan mutu dalam konstruksi yang merugikan negara dan masyarakat.

Proyek Rp 1 Miliar, Hasil Tingkat Proyek Puluhan Juta

Warga menyebut kualitas jalan itu “terlalu buruk untuk proyek miliaran”. Dengan nilai anggaran sebesar itu, jalan seharusnya kokoh, tebal, dan tahan bertahun-tahun, bukan retak dalam hitungan minggu.

“Ini hasilnya seperti proyek kecil-kecilan, bukan proyek miliar. Kalau anggaran besar tapi hasilnya begini, publik pantas marah,” kata salah satu warga Sidomulyo.

Tuntutan Warga: Audit Total, Periksa Ulang Beton, Bongkar Jika Perlu

Warga meminta:

Audit teknis menyeluruh,

Core drill beton untuk memastikan mutu asli,

Pemeriksaan ketebalan per segmen,

Audit material dan RAB,

Evaluasi pihak kontraktor dan dinas terkait.

Jika mutu terbukti tidak sesuai, warga mendesak agar jalan dibongkar dan dikerjakan ulang, bukan sekadar tambal sulam murahan yang tidak menyelesaikan masalah.

“Ini bukan soal retak. Ini soal kejujuran, mutu, dan amanah terhadap uang rakyat,” tegas tokoh masyarakat.

CV Tunas Makmur Wajib Bertanggung Jawab Selama Masa Pemeliharaan

Proyek ini masih dalam masa pemeliharaan, sehingga kontraktor wajib memperbaiki 100 persen kerusakan tanpa tambahan anggaran. Namun warga menilai, perbaikan kecil tidak cukup bila masalahnya ada pada mutu dasar beton.

(Dicky)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *