KALIANDA, INFOBERITA.ID –Tantangan sektor pertanian di Provinsi Lampung kedepan semakin berat dan beragam.
Untuk bisa terus meningkatkan sektor pertanian, pemerintah provinsi dan kabupaten/kota perlu memiliki paket kebijakan bidang pertanian yang lengkap.
Hal ini diungkapkan oleh ketua Perhiptani(Perhimpunan Penyuluh Pertanian) Provinsi lampung, Sutono.

Menurut mantan Sekretaris Daerah Provinsi Lampung ini, Perhiptani provinsi pun saat ini terus melakukan diskusi terkait dengan pembangunan sektor pertanian. Karena sektor pertanian ini sangat penting dalam pembangunan di Lampung.
Sutono mengatakan,Perhiptani sendiri melihat ada persoalan dalam pembangunan sektor pertanian. Karenanya Perhiptani Lampung mendorong pemerintah pusat dan provinsi serta kabupaten/kota untuk fokus pada sektor pertanian.
“Salah satu problem pertanian di Lampung saat ini terkait dengan kondisi tanah lahan pertanian yang sudah kritis akibat penggunaan pupuk kimia dan bahan kimia lainnya. Perlu ada kebijakan khusus untuk memperbaiki kondisi ini,” kata Sutono
Selain kondisi lahan yang kritisi. Menurut Sutono, dalam 10 tahun terakhir produktivitas pertanian di Lampung juga terus menurun. Sebagai contoh, terangnya, produksi kopi di Lampung saat ini hanya 0,7 ton perhektar. Ini sangat jauh jika dibandingkan dengan Vietnam yang produktivitas kopinya mampu 2 ton perhektar.
Dirinya pun mendukung apa yang disampaikan oleh gubernur Lampung pada saat hari Kopi beberapa waktu lalu yang menginginkan adanya peningkatan produktivitas kopi di Lampung untuk bisa mencapai 4 ton perhektar.
“Target ini bagus. Tetapi dengan kondisi saat ini dimana lahan kita sudah mulai kritis tentu, teknologi pertanian kita masih konvensional tentu sulit. Perlu ada teknologi baru, ada bibit yang lebih unggul serta pola tanam yang baru untuk bisa mewujudkan hal itu,” ujar Sutono.
Hal lain yang juga menjadi persoalan, terang dirinya, terkait dengan stabilitas harga komuditi. Banyak dari komuditi unggulan yang pada saat panen justru harganya turun. Ini tentu merugikan petani. Karenanya, kata dia, perlu ada policy (kebijakan) yang berpihak kepada petani untuk menetapkan harga dasar. Sehingga para petani terlindungi.
Hal lain yang juga perlu menjadi perhatian pemerintah, menurut Sutono, tentang daya saing produk pertanian di Provinsi Lampung. Pemerintah harus menjadikan perbaikan daya saing dari komuditi pertanian ini untuk bisa berkompetisi dengan produk pertanian daerah lainnya.
Dirinya mengatakan, Perhiptani melihat salah satu hal yang bisa dikembangkan oleh Provinsi Lampung guna meningkatkan daya saing komuditinya yakni mengembangkan pertanian organik.
Persoalannya, kata Sutono, perlu ada teknologi baru untuk bisa meningkatkan produksi dari pertanian organik. Selama ini pemanfaatan pupuk organik dari kompos hasil kotoran ternak dan limbah pertanian tidak dapat meningkatkan produksi. Justru prokdusi cendrung turun. Salah satu hal yang perlu dikembangkan, ujarnya, pemanfaatan teknologi mikroba.
Begitu juga dengan penyuluh pertanian yang selama ini menjadi pendamping para petani. Sutono mengatakan, perlu ada penguatan kelembagaan penyuluh pertanian. Sementara saat ini, ujarnya, kelembagaan penyuluh ini di kabupaten/kota kurang terurus. Padahal untuk bisa mendorong kemajuan pada petani, peran penting penyuluh pertanian sangatlah vital.
Sutono pun mengatakan PerhiptaniLampung pun menawarkan 5 paket arah kebijakan untuk sektor pertanian yang bisa diambil oleh Gubernur Lampung Arinal Junaidi guna meningkatkan sektor tersebut.
Paket pertama, harus ada perkuatan kelembagaan petani. Petani saat ini tidak lagi bisa individual. Perlu ada kelembagaan seperti Gapoktan yang professional sebagai wadah bagi para petani.
Kedua, menurut Sutono, pemerintah Provinsi perlu memperkuat kelembagaan penyuluh pertanian. Pemprov Lampung, kata dia, bisa merekrut penyuluh dari anak-anak petani yang bersekolah pada bidang/jurusan pertanian untuk dijadikan penyuluh non PNS (pegawai negeri sipil).
“Anak-anak ini dibina untuk menjadi penyuluh mendampingi para petani. Tetapi jangan dijanjikan untuk jadi PNS. Nanti setelah 3 tahun, anak-anak ini diberi fasilitas permodalan untuk menjadi entrepreneur bidang pertanian. Sehingga akan muncul para pelaku usaha bidang pertanian dalam 3 tahun kedepan,” terang Sutono.
Paket ketiga, kata dia, yakni pengembangan infrastruktur pertanian. Pemerintah Provinsi dan juga kabupaten/kota perlu memberikan perhatian pada infrastruktur pertanian seperti irigasi dan juga jalan usaha tani. Perlu ada perbaikan irigasi sebagai sumber pengairan.
Keempat, kemudahan akses permodalan. Pemerintah perlu untuk membantu para petani agar bisa lebih mudah mengakses permodalan. Ini bisa dengan cara membentuk koperasi atau unit usaha daerah yang bisa memberikan akses permodalan bagi petani, selain juga dunia perbankan.
Dan paket terakhir, bekaitan pemanfaatan teknologi. Menurut Sutono, perkembangan teknologi saat sudah sangat jauh lompatannya. Untuk itu pemerintah perlu mendorong para petani untuk bisa memanfaatkan perkembangan tekologi ini. Tidak hanya pada proses produksi, tetapi juga dalam hal pemasaran (marketing).
“Sebagai contoh teknologi informasi. Saat ini untuk menyiram tanaman kita bisa menggunakan aplikasi. Dengan sistem aplikasi dan instalasi, kita bisa melakukan hal itu. Jadi bertani itu tidak lagi identik dengan kotor. Tetapi kita bisa mengembangkan teknologi yang tepat guna,” ujar Sutono.
Menurutnya, tantangan pertanian kedepan di bumi rua jurai memang akan semakin berat. Tetapi dengan dukungan policy (kebijakan) yang tepat dari pemerintah Provinsi dan juga kabupaten/kota. Dirinya yakin sektor pertanian di Lampung akan tetap bisa terus tumbuh dan berkembang.












